terios photo terios.gif

Minggu, 10 November 2013

Perjalanan Panjang Sahabat Petualang Daihatsu

Berita ini juga dimuat pada VIVALOG http://us.log.viva.co.id/news/read/458439-perjalanan-panjang-sahabat-petualang-daihatsuSaat waktu senggang ditengah aktifitas mengajar maupun dirumah , browsing internet via hp merupakan sesuatu yang hal yang wajib. Dengan mengandalkan aplikasi Opera Mini situs berita Vivanews  maupun jejaring sosial : facebook selalu menemani hari-hari ku agar tidak pernah ketinggalan berita teraktual .
Sekitar akhir Oktober kulihat pada Vivanews lagi-lagi memuat berita tentang lomba blog. Berita itu masih ku abaikan karena bagi ku itu hanya bagi pengguna mobil Terios , sebab konsentrasi sedang mengikuti perkembangan kasus kriminal mayat dalam koper, ketua MK, pembunuhan anggota Brimob dan tentunya hasil-hasil pertandingan sepakbola.
Rasa penasaran akan lomba blog membuat ku kembali membuka dan membaca dengan teliti prosedur dan persyaratan lomba. Hasilnya : hahahayyyy...mengapa tidak ikut ??? 2013 mungkin membawa keberuntungan ku. Belajar blog selama 3 tahun telah membuatku berhasil memenangkan juara II website sekolah pada Gebyar TIK 2013 se Kalsel hanya dengan memodifikasi blogspot. Tak butuh lama, jadilah sebuah blog dengan judul Jelajah Nirwana Nusantara untuk mereview  Ekspedisi Terios 7 Wonders Hidden Paradise yang diharapkan dapat memberikan informasi berbagai tempat wisata yang jarang dikunjungi oleh masyarakat Indonesia.
Berikut ini adalah review perjalanan 14 hari bersama Daihatsu Terios Sahabat Petualang diambil dari terios7wondersnews. Mengusung tema Hidden Paradise, sebanyak 7 unit Terios telah disiapkan untuk mengarungi, menikmati dan menemukan surga-surga tersembunyi sepanjang perjalanan kurang lebih 2.566 Km. Jumlah rombongan yang ikut ada 24 orang terdiri dari 7 orang blogger, 7 orang media, 7 orang driver dan sisanya tim pendukung dari mobil Daihatsu Terios TX terbaru. Perjalanan akan dimulai pada tgl 30 September 2013, dengan rute Jakarta-Sawarna-Merapi-Tengger-Baluran-Rambitan-Dompu dan berakhir di Pulau Komodo pada 12 Oktober.

Rombongan memulai tur 14-hari ini dengan berkumpul di Sentul City, Bogor, dengan mengarah ke Sukabumi dan berakhir di Sawarna, Lebak, Banten. Tanjakan dan turunan yang cukup terjal dengan mudah dan nyaman dapat dilalui oleh Terios yang dibekali mesin 1500cc VVTi. Melewati wilayah perbukitan di Palabuhan Ratu, rombongan dimanjakan dengan keindahan pemandangan pesisir pantainya yang dapat dilihat di sepanjang jalan menuju pantai Sawarna. Keindahan pantai yang masih bersih membuat rombongan memutuskan untuk menikmati terbenamnya matahari, sekaligus bermalam.

Perjalanan hari kedua  menempuh rute terjauh sepanjang 600 kilometer menuju JogJakarta dan Jawa Tengah. Pukul 7 pagi rombongan Terios bertolak. Ditemani cuaca cerah dengan kondisi lalu lintas yang lancar, rombongan pun memacu kendaraan dengan kecepatan cukup tinggi. Di sini performa mesin 1500 cc VVTi dari New Terios terbukti handal untuk dipacu dalam kecepatan rata-rata 60-80 kpj  dengan transmisi manual 5-percepatan menunjukkan kehandalan dan kelincahannya di jalan yang menuntut kemampuan berkendara ini. Kamis (3/10) dini hari, rombongan akhirnya tiba di Jogjakarta, dan langsung menuju hotel untuk beristirahat.

Kamis pagi perjalanan dimulai dari Hotel Amaris, Jogjakarta dan mampir ke showroom Daihatsu di Jalan Raya Magelang. Tim menunggu dan bertemu sejumlah perwakilan dari Daihatsu dan Gubernur Jogjakarta yang akan bertolak ke Merapi. Perjalanan dari kota Jogjakarta menuju Desa Kinahrejo ditempuh kurang dari 60 menit berkat kondisi lalu lintas yang masih terbilang lengang di pagi itu. Sesampainya di lokasi, rombongan disambut dengan alunan musik gamelan Jawa beserta tarian Kuda Lumping.
Kemudian seluruh tamu undangan dan peserta tour secara bergilir melakukan penanaman 10.000 pohon secara simbolik untuk menghijaukan kembali desa yang sempat terporak-porandakan akibat musibah meletusnya Gunung Merapi pada November 2010. Seusai menanam pohon dan makan siang, tim memutuskan untuk mengunjungi kediaman almarhum Mbah Maridjan, sang juru kunci Gunung Merapi, sekaligus melakukan Lava Tour di Desa Cangkringan yangberada di kaki Gunung Merapi. Selama ‘offroad’ debu-debu beterbangan hingga mengganggu pemandangan. Setelah selesai ‘bermain’ di medan menantang di Cangkringan, tim memutuskan untuk kembali ke penginapan sore harinya dan beristirahat.
Jumat 4/10  konvoi menuju Malang, Jawa Timur. Dan bisa dibilang tidak ada yang istimewa dari rute perjalanan sepanjang 342 km ini karena medannya terbilang biasa saja. Namun, keakraban dan kehangatan di antara para peserta, yang akrab dengan sebutan Sahabat Petualang Terios, semakin terasa. Untuk menghilangkan rasa jenuh akibat panjangnya perjalanan, tidak jarang rombongan memanfaatkan radio HT untuk mencairkan suasana Malamnya, rombongan akhirnya tiba di kota Malang dan menuju ke penginapan setelah makan malam sebelumnya.

Pagi hari  perjalanan  dilanjutkan menuju Tengger di kawasan Gunung Bromo. Total perjalanan rombongan hingga hari ke-5 lebih dari 1000 km. Di sana rombongan mendapat tambahan anggota rombongan, yaitu beberapa rekan media dari Malang. Memulai perjalanan menuju Bromo, rombongan langsung disambut oleh padatnya lalu lintas di Malang, selebihnya hingga Desa Lumajang lancar. Dari Desa Lumajang menuju Bromo, rombongan kembali harus menghadapi medan ekstrim berupa tanjakan terjal berkelok dengan permukaan jalan rusak dan berbatu, dan lebarnya hanya cukup untuk dilewati oleh satu mobil. Setibanya di lokasi pada malam harinya, rombongan langsung santap malam dan menginap di dalam tenda di pinggir danau Ranu Pani, Tengger, yang ditemani dengan hangatnya api unggun.

Indahnya pemandangan Ranu Pani yang tidak tampak sebelumnya pada malam hari, menyambut rombongan bersama sorot cahaya matahari terbit dari bukit. Di pagi minggu  itu juga para Sahabat Petualang beserta perwakilan dari ADM memberikan sumbangan berupa peralatan kebersihan yaitu sejumlah sapu lidi dan tempat sampah, agar lokasi wisata di kawasan TNBTS selalu terjaga kebersihannya. Kegiatan di pagi itu dilanjutkan dengan mengeksplorasi kawasan Tengger dengan mengendarai Daihatsu Terios. Setelah itu, rombongan pun kemballi melanjutkan perjalanan menuju surga pariwisata tersembunyi di Indonesia berikutnya, yaitu ke Taman Nasional Baluran. Taman Nasional Baluran adalah salah satu Taman Nasional di Indonesia yang terletak di wilayah Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur. Namanya diambil dari nama gunung Baluran yang berada di daerah tersebut.Taman ini terdiri dari tipe vegetasi sabana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun.
Setelah santap makan malam beberapa Sahabat Petualang memutuskan untuk melakukan Safari Night berjalan kaki di kawasan sabana Baluran di sekitar wisma tempat tim menginap malam itu. Kabarnya di kawasan sabana yang sangat luas ini sering terlihat beberapa ekor rusa dan kijang. Wilayah Taman Nasional Baluran dijuluki “Africa From Java” dan dibuat sealami mungkin. Praktis tidak ada pencahayaan sama sekali dan tim hanya mengandalkan sorot lampu senter untuk memantau apa saja yang ada di sekitar tim. Tim cukup beruntung karena dapat melihat beberapa ekor rusa yang berkeliaran di alam bebas sedang menjalani aktivitasnya walau hanya dari jarak jauh.


Hari ke-7. Tim kembali ke sabana untuk menyaksikan indahnya pemandangan di alam liar saat matahari terbit. Momen ini pun tidak disia-siakan oleh tim untuk mengabadikannya dengan kamera masing-masing. Setelah itu tim kembali ke wisma dan sarapan.

Tim pun melanjutkan perjalanan 14 hari tim untuk meninggalkan pulau Jawa dan menuju Pulau Dewata.
Setibanya di pelabuhan Ketapang, rombongan pun menyebrang ke Bali menggunakan kapal ferry. Sampai di pelabuhan Gilimanuk, rombongan langsung merapat ke rumah makan terdekat untuk mengisi perut. Makan siang selesai, rombongan melanjutkan perjalanan meninggalkan Gilimanuk menuju Kuta. Kembali, jalan naik-turun berkelok rombongan jumpai di sini. Namun bedanya, rombongan harus menghadapi kondisi lalu lintas lebih padat yang sedikit menghambat laju Sahabat Petualang Terios7Wonders. Tidak jarang kendaraan besar seperti bis tidak mau mengalah. Setelah senja rombongan pun tiba di Kuta dan langsung menuju penginapan untuk beristirahat. Sayang sekali waktu rombongan di Bali sangat singkat, karena rombongan sempat berniat untuk berjalan-jalan di salah satu kota di Indonesia yang paling dikenal di kalangan internasional. Tapi apa boleh buat, mengingat esok paginya rombongan harus kembali bertolak menuju Mataram.
Bertolak pada hari Rabu (9/10) pagi dari penginapan di kota Mataram, rombongan 7 unit Daihatsu Terios memulai tur di hari ke-9 menuju Sade. Sade adalah sebuah dusun di desa Rambitan, Pujut, Lombok Tengah, yang dihuni oleh penduduk asli Pulau Lombok, yaitu suku Sasak. Karena masih kuatnya adat suku Sasak yang dipertahankan oleh para penghuninya, Dinas Pariwisata setempat menjadikannya sebagai desa wisata. Setibanya di Sade, rombongan Sahabat Petualang Terios disambut oleh alunan musik dan tarian tradisional Kedang Belek berupa 2 buah drum besar dimainkan oleh 2 musisi, yang diiringi oleh musik gamelan.  Selepas dari desa Sade, tim Terios 7 Wonders Hidden Paradise berlanjut mengkuti kegiatan CSR Daihatsu di SMA AL Masyhudien NW Kawo. Lalu mengunjungi Pantai Pink di Tanjung Ringgit.
Selanjutnya rombongan disuguhi oleh pertunjukan Peresehan, tradisi setempat berupa perkelahian antara dua pria menggunakan tongkat rotan panjang dan perisai yang terbuat dari kulit sapi. Awalnya kegiatan ini merupakan bagian dari peperangan namun saat ini hanya dilakukan untuk menghibur wisatawan. Rombongan diajak untuk berkeliling desa Sade dengan panduan dari salah seorang penduduk asli. Sebagian besar suku Sasak bekerja sebagai petani, sedangkan sebagian besar penduduk wanitanya memiliki keahlian dalam membuat kain tenun. Ada satu hal yang unik dari desa Sade adalah cara penduduknya membersihkan lantai rumah mereka dengan menggunakan kotoran kerbau. Menurut mereka cara ini lantai rumah dapat lebih hangat dan dijauhi oleh nyamuk.
Perjalanan dari Mataram ke Pantai Pink di hari Rabu (10/10) memerlukan waktu 2 jam, dan untuk menuju ke sana rombongan harus melalui hutan gersang dengan kondisi jalan yang rusak dan berbatu. Dinamai Pantai Pink karena jika dilihat dari kejauhan sekilas pasir dari pantai ini sekilas terlihat berwarna pink atau merah muda. Untuk masuk dari jalan utama ke pantai pun rombongan harus melalui jalan berpasir menurun yang cukup terjal, di sini kembali ketangguhan dari Daihatsu Terios diuji.
 Walaupun keindahan pantainya bisa dibilang tidak berbeda jauh dibanding pantai-pantai yang ada, namun sebutan ‘Hidden Paradise’ layak diberikan pada Pantai Pink karena lokasinya yang terbilang jauh dari pusat keramaian. Bahkan fasilitas penunjuang pariwisata di sekitar pantai pun nyaris tidak ada.
Pepohonan kering yang tumbuh di area pantai menambah keunikan tersendiri dari pantai yang berlokasi di desa Sekaroh, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur ini. Kemudian rombongan para Sahabat Petualang Terios melanjutkan perjalanan ke Pantai Selong Belanak. Kembali rombongan disajikan dengan kondisi jalan yang ‘tricky’, dengan harus melalui jalan berbukit dan berkelok untuk mengejar momen terbenamnya mentari.  urung untuk mengabadikan keindahan dari pantai itu.
 Sepanjang perjalanan menuju Selong Belanak mereka menjumpai wisatawan bule mengendarai sepada motor dengan membawa papan selancar, yang menandakan bahwa pantai ini merupakan salah satu destinasi pilihan untuk melakukan kegiatan surfing. Dewi Fortuna kali ini tidak berpihak pada rombongan Sahabat Petualang, karena sesampainya di Selog Belanak matahari telah lebih dulu terbenam. Namun itu tidak membuat peserta
 Kamis (10/10 ) setibanya di Sumbawa setelah melakukan penyebrangan dengan kapal ferry selama 4 jam, rombongan Sahabat Petualang Terios langsung tancap gas menuju kota Dompu untuk mengejar waktu agar tidak terlalu malam tiba di penginapan rombongan di sana. Sepanjang perjalanan menuju Dompu, rombongan kembali dibuat kagum oleh keindahan alam Indonesia. Jalanan berliku dengan pemandangan pesisir pantai menemani rombongan . Malamnya rombongan tiba di Hotel Aman Gati Dompu untuk beristirahat.
Jumat (11/10) pagi, rombongan langsung melanjutkan perjalanan ke kota Bima.
Namun sebelumnya rombongan yang mengendarai 7 unit Daihatsu Terios ini terlebih dulu singgah ke desa Palama untuk mengunjungi pemerahan susu kuda liar. Anak-anak sekolah setempat dengan ramah menyambut kedatangan para Sahabat Petualang Terios. Saat makan siang di tengah perjalanan menuju Bima, rombongan kedatangan tamu puluhan Daihatsu Feroza dari komunitas Feroza Fans Club. Setelah sempat melakukan foto bersama, mereka pun mengawal rombongan kami menuju Pelabuhan Sape untuk kami menyebrang ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur
 Perjalanan para Sahabat Petualang menuju Pulau Komodo dimulai dengan bertolak dari Labuan Bajo sebelum matahari tebit, tepatnya pada pukul 05.00 WITA. Dan setelah menempuh perjalanan laut selama 5 jam, tibalah rombongan di pulau tempat bersarangnya binatang-binatang yang menjadi inspirasi Kak Seto dalam membuat serial Si Komo itu. Di sini, para jurnalis berpisah dengan para blogger yang memiliki agenda acara berbeda. Para jurnalis pun menjelajah Pulau Komodo pada siang harinya dengan dipandu oleh dua orang ranger. Karena terbatasnya waktu, rombongan memilih untuk menjalani Short Trek (tour jarak pendek). Sepanjang tur rombongan diajak berkeliling melalui jalur pantai dan bukit yang tandus. Rombongan berhasil menjumpai 5 ekor komodo selama tur.
Sayangnya, semua komodo yang dijumpai tidak menunjukkan aktivitas apapun dan hanya berbaring di bawah pohon. Tidak hanya komodo yang rombongan temui selama tour, beberapa ekor rusa juga dengan bebasnya berkeliaran di sekitar rombongan dan komodo. Menurut yang para ranger kepada para Sahabat Petualang Terios, rusa adalah salah satu mangsa utama dari komodo yang populasinya saat ini sekitar 2000 ekor.
Usai tur rombongan pun kembali menyeberang ke Labuan Bajo untuk mengakhiri hari dan beristirahat, sebelum kembali ke Jakarta esok harinya dan mengakhiri rangkaian Terios 7 Wonders Hidden Paradise. Dengan ini berakhir sudah rangkaian perjalanan yang diikuti oleh 7 jurnalis dan 7 travel blogger dengan 7 unit Daihatsu Terios. Rombongan menempuh jarak lebih dari 2500 kilometer. Amazing !!! andai saja aku tergabung dengan kalian wahai Sahabat Petualang !  aku hanya bisa berkata, sungguh beruntung Kalian  wahai Sahabat !!!














Sumber :
http://daihatsu.co.id/terios7wonders/2013/news
http://girisatrio.wordpress.com
http://maulanaharris.blogdetik.com


4 komentar:

  1. Kisah perjalanan petualangan yang mengasyikan, tentunya menjadi sutu pengalamn tersendiri bgi para sahabat untuk berbagi kisah pengalamannya.

    Salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas kunjungan nya . salam kenal :)

      Hapus
  2. Salam kenal juga ya :) semoga sukses ^^

    BalasHapus