Berita ini juga dimuat pada VIVALOG http://us.log.viva.co.id/news/read/458439-perjalanan-panjang-sahabat-petualang-daihatsuSaat waktu senggang ditengah aktifitas mengajar maupun
dirumah , browsing internet via hp merupakan sesuatu yang hal yang wajib.
Dengan mengandalkan aplikasi Opera Mini situs berita Vivanews maupun jejaring sosial : facebook selalu
menemani hari-hari ku agar tidak pernah ketinggalan berita teraktual .
Sekitar akhir Oktober kulihat pada Vivanews lagi-lagi memuat
berita tentang lomba blog. Berita itu masih ku abaikan karena bagi ku itu hanya
bagi pengguna mobil Terios , sebab konsentrasi sedang mengikuti perkembangan
kasus kriminal mayat dalam koper, ketua MK, pembunuhan anggota Brimob dan tentunya
hasil-hasil pertandingan sepakbola.
Rasa penasaran akan lomba blog membuat ku kembali membuka
dan membaca dengan teliti prosedur dan persyaratan lomba. Hasilnya :
hahahayyyy...mengapa tidak ikut ??? 2013 mungkin membawa keberuntungan ku.
Belajar blog selama 3 tahun telah membuatku berhasil memenangkan juara II
website sekolah pada Gebyar TIK 2013 se Kalsel hanya dengan memodifikasi
blogspot. Tak butuh lama, jadilah sebuah blog dengan
judul Jelajah Nirwana Nusantara untuk mereview Ekspedisi Terios 7 Wonders Hidden Paradise
yang diharapkan dapat memberikan informasi berbagai tempat wisata yang jarang
dikunjungi oleh masyarakat Indonesia.
Berikut ini adalah review perjalanan 14 hari bersama
Daihatsu Terios Sahabat Petualang diambil dari terios7wondersnews.
Mengusung tema Hidden Paradise, sebanyak 7 unit Terios telah disiapkan untuk
mengarungi, menikmati dan menemukan surga-surga tersembunyi sepanjang
perjalanan kurang lebih 2.566 Km. Jumlah rombongan yang ikut ada 24 orang
terdiri dari 7 orang blogger, 7 orang media, 7 orang driver dan sisanya tim
pendukung dari mobil Daihatsu Terios TX terbaru. Perjalanan akan dimulai pada
tgl 30 September 2013, dengan rute
Jakarta-Sawarna-Merapi-Tengger-Baluran-Rambitan-Dompu dan berakhir di Pulau
Komodo pada 12 Oktober.
Rombongan memulai tur 14-hari ini dengan berkumpul di Sentul
City, Bogor, dengan mengarah ke Sukabumi dan berakhir di Sawarna, Lebak, Banten.
Tanjakan dan turunan yang cukup terjal dengan mudah dan nyaman dapat dilalui
oleh Terios yang dibekali mesin 1500cc VVTi. Melewati wilayah perbukitan di
Palabuhan Ratu, rombongan dimanjakan dengan keindahan pemandangan pesisir
pantainya yang dapat dilihat di sepanjang jalan menuju pantai Sawarna. Keindahan
pantai yang masih bersih membuat rombongan memutuskan untuk menikmati
terbenamnya matahari, sekaligus bermalam.
Perjalanan hari kedua menempuh rute terjauh sepanjang 600 kilometer
menuju JogJakarta dan Jawa Tengah. Pukul 7 pagi rombongan Terios bertolak.
Ditemani cuaca cerah dengan kondisi lalu lintas yang lancar, rombongan pun
memacu kendaraan dengan kecepatan cukup tinggi. Di sini performa mesin 1500 cc
VVTi dari New Terios terbukti handal untuk dipacu dalam kecepatan rata-rata
60-80 kpj dengan transmisi manual
5-percepatan menunjukkan kehandalan dan kelincahannya di jalan yang menuntut
kemampuan berkendara ini. Kamis (3/10) dini hari, rombongan akhirnya tiba di
Jogjakarta, dan langsung menuju hotel untuk beristirahat.
Kamis pagi perjalanan dimulai dari Hotel Amaris, Jogjakarta
dan mampir ke showroom Daihatsu di Jalan Raya Magelang. Tim menunggu dan
bertemu sejumlah perwakilan dari Daihatsu dan Gubernur Jogjakarta yang akan
bertolak ke Merapi. Perjalanan dari kota Jogjakarta menuju Desa Kinahrejo
ditempuh kurang dari 60 menit berkat kondisi lalu lintas yang masih terbilang
lengang di pagi itu. Sesampainya di lokasi, rombongan disambut dengan alunan
musik gamelan Jawa beserta tarian Kuda Lumping.
Kemudian seluruh tamu undangan
dan peserta tour secara bergilir melakukan penanaman 10.000 pohon secara
simbolik untuk menghijaukan kembali desa yang sempat terporak-porandakan akibat
musibah meletusnya Gunung Merapi pada November 2010. Seusai menanam pohon dan
makan siang, tim memutuskan untuk mengunjungi kediaman almarhum Mbah Maridjan,
sang juru kunci Gunung Merapi, sekaligus melakukan Lava Tour di Desa
Cangkringan yangberada di kaki Gunung Merapi. Selama ‘offroad’ debu-debu
beterbangan hingga mengganggu pemandangan. Setelah selesai ‘bermain’ di medan
menantang di Cangkringan, tim memutuskan untuk kembali ke penginapan sore
harinya dan beristirahat.
Jumat 4/10 konvoi
menuju Malang, Jawa Timur. Dan bisa dibilang tidak ada yang istimewa dari rute
perjalanan sepanjang 342 km ini karena medannya terbilang biasa saja. Namun,
keakraban dan kehangatan di antara para peserta, yang akrab dengan sebutan
Sahabat Petualang Terios, semakin terasa. Untuk menghilangkan rasa jenuh akibat
panjangnya perjalanan, tidak jarang rombongan memanfaatkan radio HT untuk
mencairkan suasana Malamnya, rombongan akhirnya tiba di kota Malang dan menuju
ke penginapan setelah makan malam sebelumnya.
Pagi hari perjalanan dilanjutkan menuju Tengger di kawasan Gunung
Bromo. Total perjalanan rombongan hingga hari ke-5 lebih dari 1000 km. Di sana
rombongan mendapat tambahan anggota rombongan, yaitu beberapa rekan media dari
Malang. Memulai perjalanan menuju Bromo, rombongan langsung disambut oleh
padatnya lalu lintas di Malang, selebihnya hingga Desa Lumajang lancar. Dari
Desa Lumajang menuju Bromo, rombongan kembali harus menghadapi medan ekstrim
berupa tanjakan terjal berkelok dengan permukaan jalan rusak dan berbatu, dan
lebarnya hanya cukup untuk dilewati oleh satu mobil. Setibanya di lokasi pada
malam harinya, rombongan langsung santap malam dan menginap di dalam tenda di
pinggir danau Ranu Pani, Tengger, yang ditemani dengan hangatnya api unggun.
Indahnya pemandangan Ranu Pani yang tidak tampak sebelumnya
pada malam hari, menyambut rombongan bersama sorot cahaya matahari terbit dari
bukit. Di pagi minggu itu juga para
Sahabat Petualang beserta perwakilan dari ADM memberikan sumbangan berupa
peralatan kebersihan yaitu sejumlah sapu lidi dan tempat sampah, agar lokasi
wisata di kawasan TNBTS selalu terjaga kebersihannya. Kegiatan di pagi itu
dilanjutkan dengan mengeksplorasi kawasan Tengger dengan mengendarai Daihatsu
Terios. Setelah itu, rombongan pun kemballi melanjutkan perjalanan menuju surga
pariwisata tersembunyi di Indonesia berikutnya, yaitu ke Taman Nasional
Baluran. Taman Nasional Baluran adalah salah satu Taman Nasional di Indonesia
yang terletak di wilayah Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur. Namanya diambil
dari nama gunung Baluran yang berada di daerah tersebut.Taman ini terdiri dari
tipe vegetasi sabana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan
pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun.
Setelah santap makan malam beberapa Sahabat Petualang
memutuskan untuk melakukan Safari Night berjalan kaki di kawasan sabana Baluran
di sekitar wisma tempat tim menginap malam itu. Kabarnya di kawasan sabana yang
sangat luas ini sering terlihat beberapa ekor rusa dan kijang. Wilayah Taman
Nasional Baluran dijuluki “Africa From Java” dan dibuat sealami mungkin.
Praktis tidak ada pencahayaan sama sekali dan tim hanya mengandalkan sorot
lampu senter untuk memantau apa saja yang ada di sekitar tim. Tim cukup
beruntung karena dapat melihat beberapa ekor rusa yang berkeliaran di alam
bebas sedang menjalani aktivitasnya walau hanya dari jarak jauh.
Hari ke-7. Tim kembali ke sabana untuk menyaksikan indahnya
pemandangan di alam liar saat matahari terbit. Momen ini pun tidak disia-siakan
oleh tim untuk mengabadikannya dengan kamera masing-masing. Setelah itu tim kembali
ke wisma dan sarapan.
Tim pun melanjutkan perjalanan 14 hari tim untuk
meninggalkan pulau Jawa dan menuju Pulau Dewata.
Setibanya di pelabuhan Ketapang, rombongan pun menyebrang ke
Bali menggunakan kapal ferry. Sampai di pelabuhan Gilimanuk, rombongan langsung
merapat ke rumah makan terdekat untuk mengisi perut. Makan siang selesai,
rombongan melanjutkan perjalanan meninggalkan Gilimanuk menuju Kuta. Kembali,
jalan naik-turun berkelok rombongan jumpai di sini. Namun bedanya, rombongan
harus menghadapi kondisi lalu lintas lebih padat yang sedikit menghambat laju
Sahabat Petualang Terios7Wonders. Tidak jarang kendaraan besar seperti bis
tidak mau mengalah. Setelah senja rombongan pun tiba di Kuta dan langsung
menuju penginapan untuk beristirahat. Sayang sekali waktu rombongan di Bali
sangat singkat, karena rombongan sempat berniat untuk berjalan-jalan di salah
satu kota di Indonesia yang paling dikenal di kalangan internasional. Tapi apa
boleh buat, mengingat esok paginya rombongan harus kembali bertolak menuju
Mataram.
Bertolak pada hari Rabu (9/10) pagi dari penginapan di kota
Mataram, rombongan 7 unit Daihatsu Terios memulai tur di hari ke-9 menuju Sade.
Sade adalah sebuah dusun di desa Rambitan, Pujut, Lombok Tengah, yang dihuni
oleh penduduk asli Pulau Lombok, yaitu suku Sasak. Karena masih kuatnya adat
suku Sasak yang dipertahankan oleh para penghuninya, Dinas Pariwisata setempat
menjadikannya sebagai desa wisata. Setibanya di Sade, rombongan Sahabat
Petualang Terios disambut oleh alunan musik dan tarian tradisional Kedang Belek
berupa 2 buah drum besar dimainkan oleh 2 musisi, yang diiringi oleh musik
gamelan. Selepas dari desa Sade, tim Terios 7 Wonders
Hidden Paradise berlanjut mengkuti kegiatan CSR Daihatsu di SMA AL Masyhudien
NW Kawo. Lalu mengunjungi Pantai Pink di Tanjung Ringgit.
Selanjutnya rombongan disuguhi oleh pertunjukan Peresehan, tradisi
setempat berupa perkelahian antara dua pria menggunakan tongkat rotan panjang
dan perisai yang terbuat dari kulit sapi. Awalnya kegiatan ini merupakan bagian
dari peperangan namun saat ini hanya dilakukan untuk menghibur wisatawan. Rombongan
diajak untuk berkeliling desa Sade dengan panduan dari salah seorang penduduk
asli. Sebagian besar suku Sasak bekerja sebagai petani, sedangkan sebagian
besar penduduk wanitanya memiliki keahlian dalam membuat kain tenun. Ada satu
hal yang unik dari desa Sade adalah cara penduduknya membersihkan lantai rumah
mereka dengan menggunakan kotoran kerbau. Menurut mereka cara ini lantai rumah
dapat lebih hangat dan dijauhi oleh nyamuk.
Perjalanan dari Mataram ke Pantai Pink di hari Rabu (10/10)
memerlukan waktu 2 jam, dan untuk menuju ke sana rombongan harus melalui hutan
gersang dengan kondisi jalan yang rusak dan berbatu. Dinamai Pantai Pink karena
jika dilihat dari kejauhan sekilas pasir dari pantai ini sekilas terlihat
berwarna pink atau merah muda. Untuk masuk dari jalan utama ke pantai pun
rombongan harus melalui jalan berpasir menurun yang cukup terjal, di sini
kembali ketangguhan dari Daihatsu Terios diuji.
Walaupun keindahan pantainya
bisa dibilang tidak berbeda jauh dibanding pantai-pantai yang ada, namun
sebutan ‘Hidden Paradise’ layak diberikan pada Pantai Pink karena lokasinya
yang terbilang jauh dari pusat keramaian. Bahkan fasilitas penunjuang
pariwisata di sekitar pantai pun nyaris tidak ada.
Pepohonan kering yang tumbuh di area pantai menambah
keunikan tersendiri dari pantai yang berlokasi di desa Sekaroh, Kecamatan
Jerowaru, Lombok Timur ini. Kemudian rombongan para Sahabat Petualang Terios
melanjutkan perjalanan ke Pantai Selong Belanak. Kembali rombongan disajikan
dengan kondisi jalan yang ‘tricky’, dengan harus melalui jalan berbukit dan
berkelok untuk mengejar momen terbenamnya mentari. urung untuk mengabadikan keindahan dari pantai
itu.
Sepanjang perjalanan menuju
Selong Belanak mereka menjumpai wisatawan bule mengendarai sepada motor dengan
membawa papan selancar, yang menandakan bahwa pantai ini merupakan salah satu
destinasi pilihan untuk melakukan kegiatan surfing. Dewi Fortuna kali ini tidak
berpihak pada rombongan Sahabat Petualang, karena sesampainya di Selog Belanak
matahari telah lebih dulu terbenam. Namun itu tidak membuat peserta
Kamis (10/10 ) setibanya di Sumbawa setelah melakukan
penyebrangan dengan kapal ferry selama 4 jam, rombongan Sahabat Petualang
Terios langsung tancap gas menuju kota Dompu untuk mengejar waktu agar tidak
terlalu malam tiba di penginapan rombongan di sana. Sepanjang perjalanan menuju
Dompu, rombongan kembali dibuat kagum oleh keindahan alam Indonesia. Jalanan
berliku dengan pemandangan pesisir pantai menemani rombongan . Malamnya
rombongan tiba di Hotel Aman Gati Dompu untuk beristirahat.
Jumat (11/10) pagi, rombongan langsung melanjutkan
perjalanan ke kota Bima.
Namun sebelumnya rombongan yang mengendarai 7 unit
Daihatsu Terios ini terlebih dulu singgah ke desa Palama untuk mengunjungi
pemerahan susu kuda liar. Anak-anak sekolah setempat dengan ramah menyambut
kedatangan para Sahabat Petualang Terios. Saat makan siang di tengah perjalanan
menuju Bima, rombongan kedatangan tamu puluhan Daihatsu Feroza dari komunitas
Feroza Fans Club. Setelah sempat melakukan foto bersama, mereka pun mengawal
rombongan kami menuju Pelabuhan Sape untuk kami menyebrang ke Labuan Bajo, Nusa
Tenggara Timur
Perjalanan para Sahabat Petualang menuju Pulau Komodo
dimulai dengan bertolak dari Labuan Bajo sebelum matahari tebit, tepatnya pada
pukul 05.00 WITA. Dan setelah menempuh perjalanan laut selama 5 jam, tibalah
rombongan di pulau tempat bersarangnya binatang-binatang yang menjadi inspirasi
Kak Seto dalam membuat serial Si Komo itu. Di sini, para jurnalis berpisah
dengan para blogger yang memiliki agenda acara berbeda. Para jurnalis pun
menjelajah Pulau Komodo pada siang harinya dengan dipandu oleh dua orang
ranger. Karena terbatasnya waktu, rombongan memilih untuk menjalani Short Trek
(tour jarak pendek). Sepanjang tur rombongan diajak berkeliling melalui jalur
pantai dan bukit yang tandus. Rombongan berhasil menjumpai 5 ekor komodo selama
tur.
Sayangnya, semua komodo yang dijumpai tidak menunjukkan aktivitas apapun
dan hanya berbaring di bawah pohon. Tidak hanya komodo yang rombongan temui
selama tour, beberapa ekor rusa juga dengan bebasnya berkeliaran di sekitar
rombongan dan komodo. Menurut yang para ranger kepada para Sahabat Petualang
Terios, rusa adalah salah satu mangsa utama dari komodo yang populasinya saat
ini sekitar 2000 ekor.
Usai tur rombongan pun kembali menyeberang ke Labuan Bajo
untuk mengakhiri hari dan beristirahat, sebelum kembali ke Jakarta esok harinya
dan mengakhiri rangkaian Terios 7 Wonders Hidden Paradise. Dengan ini berakhir
sudah rangkaian perjalanan yang diikuti oleh 7 jurnalis dan 7 travel blogger
dengan 7 unit Daihatsu Terios. Rombongan menempuh jarak lebih dari 2500 kilometer.
Amazing !!! andai saja aku tergabung dengan kalian wahai Sahabat Petualang ! aku hanya bisa berkata, sungguh beruntung
Kalian wahai Sahabat !!!
Sumber :
http://daihatsu.co.id/terios7wonders/2013/news
http://girisatrio.wordpress.com
http://maulanaharris.blogdetik.com

Kisah perjalanan petualangan yang mengasyikan, tentunya menjadi sutu pengalamn tersendiri bgi para sahabat untuk berbagi kisah pengalamannya.
BalasHapusSalam
Terima kasih atas kunjungan nya . salam kenal :)
Hapus:)
BalasHapusSalam kenal juga ya :) semoga sukses ^^
BalasHapus